♥ Label

Sabtu, 30 Juni 2012

My First Love ♥


               “Hi? Namaku Keigo, Aku siswa pindahan dari SMA Bintang. Panggil saja Keigo”.  Keigo berhenti memperkenalkan diri di teman sekelasnya. Dan segera dipersilahkan tuk duduk.
               Setelah pelajaran selesai, Ia bergegas ke kantin. Banyak siswi yang melemparkan senyum  kepada Keigo. Tapi Keigo tidak pernah membalas senyum mereka, Sifat Keigo yang satu ini mebuat keputus asaan cewek – cewek yang ingin menjadi kekasih Keigo meningkat.
               Disekolah, ia belum mendapat kenalan . Dan tak disangka, Dia tidak ingin berkenalan dengan siapapun disana.
               Sesampainya di kantin, Mata Keigo langsung tertuju kepada seorang perempuan yang sedang memasang wajah sedih sambil membuat  pensil nya gugus karena membuat sketsa wajah seseorang, Kertasnya di banjiri air mata sedihnya. Keigo perduli kelihatannya, dan merasa kasian. Namun, Keigo berusaha untuk tidak  perduli.
               Matanya berpaling ke kantin yang menjual minuman. Dan apa boleh buat, Keigo segera membeli juice rasa apple 2. Dan dengan terpaksa ia harus meneruskan rasa perdulinya.
               Dengan kata hati nya, Keigo berjalan ke arah perempuan sedih tadi, Ia menyapa untuk mengawali perkenalannya “Hai?”. Namun, perempuan tadi hanya melirik dan meneruskan sketsa yang dibuatnya itu. Nangisnya bertambah deras semenjak kedatangan Keigo bersama 2  juice apple. Bingung apa yang Keigo lakukan untuk memberhentikan sedih dari perempuan itu. Keigo langsung memeluk erat perempuan tadi, dan mengusap punggungnya agar tenang. Tak disangka, perempuan itu balik memeluk Keigo.
               Perempuan itu berhenti menangis. Dan ia langsung melepaskan dekapan Keigo. Tinggal isakan – isakan kecil yang ia buat. Matanya melirik Keigo dengan artian mengapa Keigo  datang menghapirinya dan berusaha memberhetikan tangisannya. Keigo pun mengerti maksud Princessa *nama perempuan nangis tadi. Keigo tau namanya karena melihat bet namanya di seragam. Keigo memberikan juice apple itu ke pada Cessa sambil berkata “Minum dulu, biar enak” Cessa meminumnya perlahan.

               Akhirnya, Princessa menjadi orang pertama yang Keigo kenal disekolah itu. Seiringnya waktu, Mereka saling mengenal satu sama lain. Banyak perubahan yang Keigo rasa kan setelah mengenal Princessa.
               Apakah ini yang di namakan cinta? Dalam hati Keigo berkata itu. Pada malamnya, Keigo mengajak Cessa pergi ke taman di kota untuk sekedar bertukar ilmu mengenai sketsa. Di malam itu yang terjadi terasanya beda dengan topik yang akan dibicarakan. Keigo meminta Cessa menjadi first lovenya Keigo. Cessa pun bersedia. Semoga cinta mereka tidak berhenti sampai disini. Dan akan selamanya saling mencintai satu sama lain.


The End
(cipt. Tiravy Fatarani)

Devil = Angel (you♥)


               Pagi yang cerah ku awali hariku dengan terlambat bangun 10 menit lamanya. Ditengah perjalananku, aku membantu seorang nenek yang susah menyebrang. Sesampainya di sekolah, aku telat 25 menit. Disana sudah terlihat Pak Sango yang tengah memarahi ke-4 anak yang selalu datang terlambat setiap harinya. Yaitu Seiji, si cowok tengil yang selalu menatap sinis kepadaku. Kuro, anak yang selalu bercanda, namun sayang iya bergabung dengan anak tengil itu. Ichi, anak tetangga yang sering menyapa dan mengajak main ku saat SMP. Kazune, pemilik cafe yang di cafenya ada  seorang cewek yang berkerja seadanya. Yaitu aku, Sunny. Anak yang terlahir dari keluarga sederhana. Aku magang ditempat biasanya, yaitu di cafe Kazune. Tanpa disadari Kazune dan sekolahku yang melarang siwa siswinya magang sebagai peraturannya. Namun, apa boleh buat kulanggar peraturan sekolahku untuk membantu keluargaku.
               Pak sango memanggil ku “Hei kau! Bergabung dengan keempat anak yang terlambat ini!” Ia menunjuk kepadaku, aku pun berlari dan tersandung dengan batu yang biasa ke-4 anak itu simpan untuk mengerjai anak yang tidak hati – hati. Dengan rasa malu, aku berdiri dan bergabung dengan ke-4 anak itu. Disana aku ditannyai seperti pencuri oleh pak Sangomi itu (*Nama Ejekan ‘Sango+mi = Sampah’) “Mengapa kau terlambat?!” katanya. Akupun menjawab seadanya “Aku bangun terlambat dan pada perjalananku aku membantu seorang nenek yang susah menyebrang”. Pak Sangomi itu langsung berbicara dengan nada angkuh “Selama itu kah?! BASI!”  ke-4 anak yang berada dibelakang ku malah tertawa sambil memojoki ku. Pak Sangomi pun beraksi, ia menyuruh ku bersama ke-4 anak itu untuk berlari mengelilingi lapangan sampai istirahat.
               Istirahat pun datang, dengan semangat aku meninggalkan lapangan dan berlari ke kantin. Disana, aku mengambil jatah catering ku dan mencari tempat duduk yang kosong. Huft! Aku bertemu dengan ke-4 anak tadi yang di hukum juga. Seiji, anak itu lagi. Ia membuliku dengan mengucapkan “Si cewek alibi!” ke-4 anak itu pun tertawa, atas kekesalanku, aku melemparkan puding yang ada di cateringku. Dan yess!! Tepat pada sasaran. Tepat pada muka Seiji. Tapi, Seiji marah besar kepadaku. Aku bingung mengapa ia sebegitu marahnya kepada ku?.
               Sepulang sekolah, aku berniat berkunjung ke rumah  Ichi. Untuk menannyakan mengapa Seiji sangat marah kepadaku. Setelah Ichi menjelaskan, dan yap! Aku tahu mengapa ia sebegitu marahnya kepadaku?. Seiji tidak suka makanan manis.
               Pagi pun datang kembali, aku menerlambatkan diriku, supaya aku bertemu dengan Seiji untuk meminta maaf. Aku melihat Seiji yang berada disebelahku yang sama – sama dihukum.
               Setelah dihukum. Awalnya aku ingin melakukan obrolan privacy berdua dengannya. Namun seperti yang kuduga, ia tidak ingin berbicara dengan ku. Akhirnya aku menitipkan surat permintaan maafku terhadap Seiji kepada Ichi  sepulang magang di cafe.
               Namun, tanpa diduga Seiji berada di cafe Kazune dimana aku magang. Dan aku menatapnya dengan saksama untuk memastikan bahwa itu benar – benar Seiji. Tanpa disadari Seiji sudah menatapku. Akupun berlari sambil memalingkan muka. Aku pergi ke ruangan manager, untuk meminta izin pulang lebih awal dengan modal alasan ibuku yang sakit.
               Ketika keluar cafe, tak disangka diluar sana ada Seiji yang menyadari keberadaan ku disana. Seiji menarik ku kedalam mobil lotus merah nya. Didalamnya aku terdiam dan diawali dengan Seiji yang berbicara “Wah,.. Ternyata cewek alibi pelempar puding ini berkerja di cafe Kazune ya?!   Bukannya dilarang magang oleh sekolah?!” dengan kesal aku berkata “Hei! Jangan laporkan! Kau harus mengerti keberadaan keluargaku yang tak sama dengan keluarga mu! Dan Seiji harus mengerti!!” dengan polos Seiji berkata  “Apa urusannya ku harus mengerti perasaan mu?!” Dengan wajah memerah aku membalasnya “Bukan itu maksud ku! Maksud ku mengerti keadaan ku!” “Hmm,.. tapi kita harus buat perjanjian?” Pinta Seiji kepada ku. Dengan ogah – ogahan aku menjawab “Apa urusannya?!” “Ya,.. kau harus menuruti 5 permintaan ku dan jika tidak, akan kuberi tahu sekolah mengenai magang mu itu!!” dengan gelisah aku menjawab “Apa?!!! Tidak bisa begitu!! Berarti kau menggantung kehidupan seseorang!!!” Dengan santai Seiji berkata “Ya,.. Tergantung keputusan mu saja..” Dengan terpaksanya aku berkata “Yah,.. ya sudah lah”. “Hm,.. oke aku mulai dengan permintaan ku 1-3! Yang 2 nya akan kusimpan” Didalam benakku ku berkata aku heran buat apa ia menyimpan 2 permintaan itu  “Ya,.. itu terserah mu saja!! Cepat katakan!” Seiji memulai dengan permintaannya yang pertama “Yang pertama, setiap pagi kau harus membangunkan ku ke apartement ku. Kodenya 0503” “WHAT?!” Dengan kesal aku meneruskan mendengarkan permintaan Seiji “Ke dua, Kau harus menyiapkan sarapan ku! Dan ke tiga, tidak jauh beda, kau siapkan makan malam ku” dengan pasrah ku menjawab “Yah.. Oke, terserah mu saja bawel”. “Dimulai hari ini? Deal?” Seiji mengulurkan tangannya, Aku pun menjabat tangannya dan berkata “Ya,.. Deal”. Tengah bersalaman, aku merasakan dag dig dug yang hebat saat tangan Seiji dan tanganku berjabatan. Seiji membangunkan lamunanku yang freak itu dengan berkata “Artinya, kau harus memasakan makan malam ku pada malam ini!” tanpa persetujuan ku dia melajukan mobilnya menuju apartement nya.
               Sesampainya di lobi dengan ke kampungan ku aku berkata “Wah,.. Rumah Seiji besar ya?!” Seiji pun berbisik kepada ku “Ssttt,.. Ini apartement,.. bukan rumah!” Kami pun kelantai 2 menaiki lift.  Sesampainya di kamar Seiji, Jauh dari benak ku. Kamar Seiji sangat rapi. Terlihat Seiji yang selalu menjaga kebersihan kamar apartement nya itu.
               Aku pun ke dapur Seiji. Disana, aku memainkan pisau dan spatula di dapur. Dan jadilah omlete sederhanaku. Tampaknya Seiji menyukai omlete buatan ku.
               Besok paginya, Pukul setengah 5 aku bersiap – siap dan pergi ke apartement  Seiji untuk membangunkannya. Sesampainya di depan kamar apartement  nya Seiji, aku memasukan kode 0503. Aku masuk dan terlihat Seiji yang tertidur pulas menggunakan boxer Hulk dan kaos putih yang dingin. Aku membangunkannya. Tetapi, ada sesuatu yang terjadi tanpa kuduga, Seiji memeluk ku dengan erat. Pada tragedi itu, aku merasakan kembali, rasa yang pernah aku rasakan saat Seiji dan aku berjabat tangan di mobil saat itu. Aku segera aku berhenti menikmati rasa yang datang di dalam hati dan segera membanjur Seiji dengan air putih yang berada di nakas ‘Byurr’. Seiji pun bangun dari mimpinya. Seiji tersontak melihat ku berada di dalam dekapannya dan dalam sontakannya Seiji berkata “Sedang apa kau ada di dekapan ku?” aku pun menjawab “TANNYAKAN PADA DIRIMU SENDIRI!!!!”. Namun,.. rasa itu,.. membuat ku penasaran. Aku pun menyuruh Seiji mandi agar efektif. Aku memasak. Aku memasakannnya spagetti instan. Sesudah menunggu Seiji makan dan mandi, aku dan Seiji berangkat ke sekolah bersama ke-3 temannya menaikki mobil lotus merah kesayangan nya.
               Sesampainya di sekolah, sekarang adalah hari pertamanya Seiji bersama ke-3 temannya tidak terlambat. Dan pagi ini adalah pagi pertama ku bergabung dengan ke-4 anak tengil tadi. Pada jam istirahat, banyak anak cewek yang mengerubuni ku untuk menannyakan cara mendekati ke-4 anak tengil itu.
               Setelah beberapa bulan aku menjalani aktivitas itu dengan diulang – ulang. Pada suatu malam, aku mati – mati an menaiki sepeda untuk membelikan bubur makan malam Seiji.
               Dengan senangnya aku sampai di depan apartement Seiji. Didepan kamar apartementnya seperti biasanya aku memasukan kode 0503, sambil membuka pintu apartementnya aku berteriak “Seiji!! Kubelikan kau bubur!”. Lalu, bubur terjatuh dari genggaman tanganku. Aku kaget, melihat Seiji bersama cewek lain dan cewek itu akan memeluk Seiji. Seiji melihat ke arahku. Aku berkata “Oh,.. Maaf aku mengganggu” aku pun keluar dan menutup pintu apartement nya. Di dalam hati aku berkata megapa aku marah dan sedih melihat Seiji akan dipeluk dengan cewek lain?. Terdengar suara Seiji yang memanggil namaku. Aku mempercepat gerak ku untuk meninggalkan apartement Seiji, tanpa disadari aku tidak memperdulikan sepeda ku. Hati ku bergejolak.
               Aku berlari tanpa arah. Dan didalam isakan tangis ku, terdengar seorang cowok berbicara kepada ku “Hey, Cewek,... mau kemana? Ikut kakak yuk? Sini!” Cowok itu menarik tangan ku, sudah ku usahakan untuk melepas genggamannya itu. Namun, genggaman itu sangat keras sehingga aku tidak bisa menghindar. Sekarang, aku berada di dalam dekapan seorang cowok berengsek itu. Tiba – tiba datang seorang cowok datang menolong ku. Aku pun terlepas dari dekapan cowok jahil itu. Remang – remang, aku tidak bisa melihat jelas siapa yang tadi menolong ku. Sudah ku dengar sepertinya segerombolan cowok jahil itu telah menghilang. Aku segera menolong orang yang menolong ku tadi. Ternyata dia Seiji! Aku membawa Seiji ke apartementnya. Aku menunggu dan menunggu hingga Seiji siuman, terpaksa aku menginap di apartement nya.
               Sekitar pukul jam 3 subuh. Seiji bangun dari pingsan nya tadi. Seiji menanyakan keberadaan ku “Hei, Sunny gimana baik – baik aja kan?” “Baik, Justru aku yang tannya, Seiji gimana? Udah sehatan?”  jawab dan tannya ku. “Iya,.. lumayan lah, makasih udah ngobatin ya sunn..” Jawab Seiji kepada ku. “Iya makasih kembali juga, tadi udah nolongin, mungkin tanpa Seiji, Sunny bakal ancur deh” “Ah,.. Cuma gitu doang” jawab Seiji sambil malu – malu. Aku pun segera bertannya kepada Seiji “Seiji,.. yang tadi siapa? Pacar ya? BTW maaf ganggu kalian” kata ku pelan. Seiji menjawab “Bukan,.. itu cuma fans,..  awalnya aku taruhan sama ke-3 teman ku, mereka menyangka aku dan kamu berpacaran.” Sela beberapa detik dengan perasaan lega aku menjawab “Oh, Begitu”. Seiji pun bertannya dengan pertannyaan yang sudah aku hawatirkan akan bertannya tentang yang lain – lain. “Kalau boleh tau, tadi kenapa Sunny nangis?” tannya Seiji kepada ku. Hati ku berhenti berdetak dan berdetak kembali, pertannyaan yang aku hawatirkan menyerbu ku, aku pun menjawab dengan gelisah “Hmm,... Ngg Ngg lupain aja oke?” Seiji pun pasrah, walau terlihat dari mukanya yang kebingungan ”hmm,.. oke”. Seiji pun bertannya lagi “Oh, ya boleh ngga aku minta permintaan ke-4 aku?” aku pun menjawab “Hm,.. ya boleh lah, kan udah janji” Seiji pun mulai menyatakan permintaannya yang ke-4 kepada aku “Aku ingin selalu menjaga mu” “Hah? Kenapa? Apa urusannya dengan ku?!” sebetul nya aku senang dengan permintaan Seiji yang ke-4 itu *ups. “Ya, kalau terjadi apa – apa dengan kamu, siapa yang akan bertanggung jawab atas permintaan 1-3 ku! Dan jika terjadi apa – apa pasti aku yang akan disalahin” “Ah,.. baik lah,.. terserah mu saja”.
               Akhirnya Seiji pun masuk sekolah setelah beberapa hari ia sakit, aku belum sempat menyapanya karena tadi pagi ia tidak pergi bersama dengan ku, kebetulan diantar oleh ibunya. Akhirnya aku berencana menyapa nya saat pulang nanti.
               “Hai! Seiji! Mau pulang bersama?”, Tapi sesuatu telah berbeda, Seiji tidak menjawab sapaan ku.
               Malam ini, aku akan memasakan ramen untuk Seiji. Dengan semangat aku memotong bawang merah, tanpa disengaja bawang itu membuat mata ku perih.  Dan reflek aku berkata “Aw!”. Tiba – tiba saja Seiji datang berhamburan kepada ku dan cepat – cepat meniup mata ku. Aku mengucek mata ku, Seiji berkata “Bodoh!, jangan di kucek, Sini di tiupin lagi”. Setelah lumayan enakan mata nya, Seiji menannyakan keadaan mata ku “Gimana? Udah enakan?” , Aku pun menjawab “hm,.. iya udah enakan, makasih” dan damn! Dia ngga jawab terimakasih ku.
               Setelah beberapa menit, Seiji memecah kan keheningan dengan bertannya sesuatu kepada ku “Aku mengganggu ya?”, aku terbingung – bingung sambil menjawab “Ha? Ganggu? Ganggu apa? Maksud mu apa sih! ” Seiji berkata dengan perlahan “Ya,.. hubungan mu dengan Ichi, aku sering lihat kau berkencan dengan nya, dan sepertinya salah jika aku membuat perjanjian ini” aku segera membantah “Apa?! Kencan? Aku hanya curhat saja, dia sahabat ku saat di SMP dulu, mengapa kau akhiri?” Seiji menjawab “Aku tidak mau mengganggu hubungan kau dengan sahabat ku” aku pun berteriak “SUDAH KU BILANG SEIJI! KU TIDAK ADA HUBUNGAN APAPUN DENGAN ICHI!”. Seiji pun tidak berkata apapun lagi dan pergi ke kamar tidurnya. Aku pun langsung memakai jaket ku dan pulang tanpa diantar oleh Seiji.
               Keesokan pagi nya, Seiji sudah berubah lagi. Aku selalu bingung dengan anak itu. Dia seperti tidak mengenali ku. Dan sekarang aku tahu perasaan apa yang sering aku rasakan ketika aku bersama dengan Seiji, yaitu aku suka Seiji. Hari – Hari tanpa Seiji membuat ku sedih.
               Bel pulang berbunyi, tidak seperti biasanya aku pergi ke cafe sendiri. Tiba – tiba suara handphone ku berbunyi. Terlihat dialayar ada tulisan Kazune , Aku segera mengangkat telfon dari Kazune, Kazune berkata “Sunny, tadi sepulang sekolah Seiji mengalami kecelakaan mobil saat ia mau ke cafe, kabarnya mau menemui mu, sekarang, kau tidak usah kerja dulu, langsung saja ke rumah sakit  di dekat sekolah kita” Tanpa panjang lebar aku menjawab “iya, sip Kazune! Aku kesana”.
               Sesampainya disana, aku melihat Seiji yang sedang berbaring diatas kasur yang tidak sadarkan diri. Dokter bilang bahwa Seiji mengalami koma. Aku selalu khawatir dengan keadaannya, karena aku sayang Seiji. Kuro memberitahu ku bahwa Seiji berubah sikap karena kesalah pahaman antara aku dan Ichi. Dan ketika Seiji sudah tau kebenarannya, Seiji mau ke cafe meminta maaf kepadaku, namun di tengah jalan ia mengalami kecelakaan.
               Seminggu pun sudah berlalu, Seiji masih berbaring di kasur rumah sakit yang belum sadarkan diri. Aku menangis di sebelah Seiji sambil berkata “Seiji,.. mengapa kau begini? Aku hawatir dengan keadaan mu Seiji, Sebetulnya,.. aku menyukai dan menyayangi mu,.. ingin aku katakan,.. tapi aku malu ... ” perkataan ku terpotong karen seseorang telah memegang tangan ku, kulihat Seiji yang telah siuman, memegang tangan ku. Seiji berkata “Sstt,.. berisik,.. aku juga sebetulnya menyayangi mu” aku terdiam tak percaya akan pengakuan Seiji tadi. Seiji melanjutkan perkataannya “Jadi,.. boleh kan aku meminta permintaan ku yang terakhir?” aku mengangguk sebagai kode ‘ya’. Seiji mulai menyebutkan permintaan nya yang ke-5 “Aku ingin selalu bersama mu Sunny, Seiji sayang Sunny, Jadilah pacar ku” aku tak menyangka semua akan berakhir seperti ini. Aku pun menjawab “I.. Iya, aku sangat bersedia”. Seiji pun mencium kening ku dan berkata “Aku sayang pada mu”.
               Aku dan Seiji, menuliskan kisah cinta yang indah dan berwarna. Seiji aku sangat sayang padamu, itulah kata yang selalu kulontarkan, begitu juga Seiji .




The End
(cipt. Tiravy Fatarani & Salwa Nadia)
                

Minggu, 17 Juni 2012

Introduce My Self


Hi? Salam kenal yah... :) Let me introduce my self,... Nama saya Tiravy :) saya pengguna blogger yang masih newbie ^^ Sebelumnya saya udah ada blog kok,.. Cuma pingin buka lembaran baru menjadi lebih baik :) pingin lupain flashback hehe :D Hm,.. mungkin kalian boleh baca-baca tentang apa saja yang saya post :) enjoy and have fun ya :)♥! Mungkin kalau punnya saran boleh kok nge comment hehe ^^~! Siapa tau bisa ngebantu saya menjadi lebih baik :) Makasih ya udah baca and thank you for visiting :)!