Hai? Nama ku
Alicia, aku type orang yang periang, mudah tersenyum, suka bercanda, tetapi
semua itu akan hilang jika aku sedang dilanda galau atau sedih. Terkadang, aku
selalu membuat harapan atau make a wish setiap malam, setiap mau tidur, aku
selalu berdoa kepada Tuhan agar semua permohonanku dikabulkan. Aku, anak
tunggal yang kadang dimanja dan kadang juga tidak. Tapi, aku selalu ingin
menjadi anak yang mandiri.
Hari ini,
usia ku genap 12 tahun, umurku bertambah. Aku menginjak kelas 7 grade / 1 SMP,
aku memilih sekolah favorite di daerah ku. Dengan nem yang tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil aku bisa masuk ke SMP favorite itu. SMP itu namanya SMP
Cooles. Aku suka sekolah disana, tentu saja, karena ada cinta monyet ku.
Namanya Yan, sebetulnya namanya Ryan tetapi aku lebih enak memanggil Yan. Aku
memulai cinta monyet ini sudah selama 9 bulan dari tanggal 9 november 2010 saat
aku masih kelas 6. Tapi sayangnya, aku dan Yan berbeda kelas aku kelas C dan
dia kelas H.
Aku selalu
dinasihati orangtua ku agar aku tidak pacaran dulu. Entah mengapa, tapi pacaran
itu indah, dimana kita sedang sedih selalu ada yang membuat kita tidak sedih
lagi, disaat kita membutuhkan perhatian merekalah yang memberi perhatian
tersebut.
Tetapi,
kepedulian mereka akan hilang ketika mereka sudah menemukan yang baru, dan
menurut nya lebih baik, tanpa berfikir jernih dan sehat mereka langsung
meninggalkan orang yang selalu menyayangi mereka apa adanya. Hubungan aku dan
Yan sedang tanpa setatus atau digantung baknya jemuran. Tapi, aku selalu setia
walau aku selalu sakit melihat Yan bersama orang yang tidak sewajarnya jika
mereka bersama. Aku kenal dia, dia Fika anak sekelasnya, menurutku, Yan boleh
berteman dengan siapa saja, tapi alangkah baiknya jika Yan lebih memerdulikan
aku dibanding Fika, dan lebih mengerti jika aku disini sedang cemburu
memandanginya.
Dengan
keputusan yang bulat, aku memaksa diri ku dan hatiku untuk berhenti mencintai
Yan, menghapus semua yang ada dikertas indah itu, walau sejujurnya aku masih
mencintainya, masih sekali berharap Yan berubah. Aku memutuskannya, dia tampak biasa
saja, mungkin dia sudah menghapus cinta ini lebih dulu dibanding aku. Tetapi,
sudahlah mungkin aku dan Yan bukan jodoh, dan aku tahu semua ini akan terjadi
cepat atau lambat, cinta dimasa SMP itu hanya sekedar suka dan mengakui bahwa
‘ia adalah milikku’ tidak mungkin sampai tua nanti. Aku harus menerima takdir
yang Tuhan berikan dan takdir itu harus aku jalani.
Aku single,
wajar jika anak SMP single tidak baik jika menjalani hubungan serius dengan
lawan jenis. Bukannya ngga laku, tapi memang aku sedang tidak ingin mencintai
orang lain, selain umurku yang masih kecil, dan hati ku yang sudah sering
tersakiti, dan seperti nya butuh istirahat untuk mendapatkan penyakit yang akan
membuatku sakit nanti.
Malam ini
aku berdo’a kepada Tuhan agar ada seseorang yang datang tulus mencintaiku, dan
tidak akan meninggalkan aku, apapun alasannya, mencintai ku apa adanya. Dan,
Tuhan tolong berilah Yan kesadaran bahwa aku lah yang selama ini mencintainya
apa adanya, dan berharap Yan meminta maaf kepadaku dan mengakui kesalahannya
tanpa harus meminta ku untuk menjadi pacarnya lagi.
Aku, sedang
dilanda galau, keceriaan ku dan keriangan ku hilang dalam sekejap. Ku akui aku
berusaha tersenyum didepan orang banyak terutama keluarga ku dan sahabat –
sahabat ku, tapi apa boleh buat bibir tersenyum dan mata bertindak. Mata ku
seakan mengisyaratkan sahabat – sahabat ku bahwa aku sedang ‘tidak baik – baik
saja’. Mereka mengerti aku.
Aku selalu berharap
agar aku menemukan cinta terakhirku. Bukannya didoakan langgeng tapi doakan lah
aku menemukan orang yang akan selamanya bersamaku, sampai aku kembali kepada-
Nya.
Mimpi, mimpi
memang pasti semua orang pernah mengalaminya. Tapi, aku selalu bermimpi yang
aneh, dan keanehan itu akan menjadi nyata setelah berminggu – minggu kemudian.
Aku selalu membaca do’a sebelum aku bermimpi, dan berharap roh ku masih ada
ketika aku bangun. Dan selalu berharap aku tidak mendapatkan mimpi buruk.
Sangat berharap.
Aku,
sekarang sudah melupakan Yan. Berharap tidak melupakannya, bagaimanapun dia,
dia adalah orang yang pernah tinggal dihatiku walau hanya beberapa saat saja.
Aku hanya perlu membersihkan kertas yang telah aku warnai bersama Yan, dan
kertas yang telah Yan kotori, berharap kertas itu kosong, sekosong – kosongnya.
Dan membuka lembaran baru dan akan ku hiasi bersama orang yang akan bersamaku
nanti. Selama – lamanya.
Malam ini,
aku akan berdoa kepada-Nya agar aku cepat menemukan orang yang akan setia dan
menerima ku apa adanya, aku akan setia menunggu jodoh ku datang dengan
sendirinya. Dan ya Tuhan, selamatkan lah sejaterakanlah orang yang sayang
kepada ku, terutama kedua orang tua ku. Amin.
Satu
semester sudah aku lewati, mungkin Tuhan mengabulkan permintaanku, agar aku
menemukan orang yang akan setia dan menerima aku apa adanya. Dia Tara, nama
pacar ku yang baru. Dia baik, kece, dan juga shaleh. Aku mencintainya melebihi
ketika aku mencintain Yan. Tapi, rasa cintaku kepadanya itu membuat ku takut
kehilangannya dan rasa cintaku yang berlebihan itu membuat aku gampang cemburu.
Aku seakan
dimanjakan olehnya, seperti orang tua kedua tetapi pacar. Dia mengerti aku,
walau hanya kenal beberapa waktu saja, dan bertemu karena bertengkar dan saling
mengejek dan membantu. Kami menjadi cinta monyet yang baru, banyak yang
mendukung ku untuk menjadi pacarnya. Teman sekelasnya, dan kakak kakak senior
di SMP ku. Aku sudah bahagia kembali.
Keceriaan
dan kebahagiaanku datang kembali. Seakan hilang dan aku temukan kembali. Walau
hanya nge date 1 kali bersamanya, 3 kali duduk bersebelahan tapi itu membuatku
merasa cukup. Aku tidak mau cinta aku dan Tara cuman basa basi saja. Aku
sebetulnya seperti anak yang bodoh, masih SMP tapi ingin mencintai orang dengan
sungguh – sungguh walau sebetulnya orang yang aku cintai belum tentu
mencintaiku juga.
Aku merasa
lega ketika dia membalas SMS, BBM, Mention atau chat dariku. Berpapasan
dengannya saja sudah senang rasanya. Dia kelas B. Aku berpacaran dengan lancar
bersamanya, selama 3 bulan ini aku sudah seperti menjadi putri. Aku juga masih
bingung, banyak anak anak perempuan yang kece dan yang lebih cantik dari pada
aku yang menembak Tara, tapi Tara tidak menerima mereka dan menembak aku. Aku
disebut – sebut cewe yang beruntung menjadi pacarnya Tara.
Aku tidak
pernah memaksakan seseorang untuk melakukan semuanya yang aku suka. Aku hanya
ingin mereka bersifat apa adanya kepada ku tanpa dibuat – buat dan direkayasa.
Tara sepertinya takut kepadaku. Takut aku memutuskan cinta nya, padahal aku
tidak akan pernah memutuskannya.
Akhir –
akhir ini aku selalu bermimpi buruk, mungkin karena aku jarang membuat
permintaan lagi karena permohonanku sudah terkabulkan. Aku pun memluai lagi
aktivitas rutin sebelum tidur, Tuhan, berikanlah yang terbaik untuk ku. Amin.
Aku bermimpi
Tara memutuskan cinta aku dan Tara. Aku menceritakan mimpiku ini kepada Tara.
Tara bilang ia tidak akan memutuskan aku, karena dia sayang sekali kepadaku.
Aku senang Tara berbicara seperti itu.
Silang
beberapa minggu Tara jadi jarang membalas komunikasiku. Kehawatiran ku selalu
memuncak. Aku takut Tara meninggalkan aku, bukan karena ketenaran Tara
disekolah, tapi karena cinta ku kepada Tara yang menjadi – jadi. Tara, aku harap kau tidak
mewujudkan mimpiku 3 minggu yang lalu.
Tidak terasa
sekarang anniversary 5 bulan bersama Tara, annive kali ini kami merayakannya di
rumah masing – masing, karena libur kenaikan kelas.
Aku selalu
menunggu Tara yang meng SMS ku duluan. Aku meneraktir kedua sahabat ku pada
tanggal 14. Mereka senang aku memberikan pajak yang mereka minta. Sifat Tara
berubah, aku tak mengerti mengapa ia bisa 80% berubah. Tapi, apapun Tara, aku
tetap mencintainya.
Aku make a
wish. Ya Tuhan, tolong Tara jika Tara sedang dalam kesusahan, mudahkanlah Tara
dalam segala apapun, ya Tuhan, tolong aku ingin Tara tidak berubah seperti
tadi. Membiarkan aku sendiri, tidak menjawab balik SMS ku. Aku harap ia
mengerti, tapi, jika Engkau telah menghendakkan apapun. Aku pasrah.
Tanggal 15 –
16 Tara masih seperti kemarin – kemarin. Aku hawatir Tara kenapa – kenapa. Dan
yap.
Tara
memutuskan aku, dan berkata bahwa ia akan meningkatkan belajarnya dulu. Katanya
belajarnya terganggu. Aku harap, ini yang terbaik untuk ku, walau sakit yang ke
dua kalinya. Tapi apa boleh buat, mungkin Tuhan belum mengizinkan aku bersama
Tara untuk sekarang, mungkin nanti walau ntah kapan. Aku terus beratannya –
tannya mengapa Tara memutuskan aku. Rasa sakit itu, kembali datang dan
membuatku rapuh. Kondisi kesehatanku, yang sekarang menjadi – jadi sulit. Aku
ingin semua itu tidak selalu terulang dan terulang. Tanpa ada masalah apapun,
Tara langsung memutuskan aku. Karena rasa cinta ku yang melebihi cinta ku
kepada Yan. Sangat berpengaruh kepada tingkat kesakitanku yang sekarang aku
rasa. Sangat dalam.
Dear Tara, Tara, mengapa seperti ini?
Apakah selama ini aku menganggu mu? Jika memang begitu, mengapa kau memilih
jalan sesimple itu. Mengertilah Tara, cintaku kepadamu semakin hari semakin
bertambah. Semenjak kita putus, aku selalu setia dan masih menunggumu kembali
walau itu masih tidak mungkin. Tara, aku mencintai mu apa adanya, jangan perdulikan
kata orang. Aku tidak membutuhkan kekasih yang sangat sempurna. Karena
kekurangan itulah yang membuat kita bersatu Tar. Tara,.. aku harap kamu memang
betul – betul memutuskan aku karena ingin meningkatkan skill mu dalam
pelajaran. Bukan ingin fokus mencari yang lain. Walau aku tahu, terlalu bodoh
aku menunggu kepastian mu yang tidak pasti. Tara, cepatlah kembali, aku
merindukan mu yang dulu. Walau aku masih suka memantaumu dari kejauhan tanpa
disadarimu dan kamu selalu menghindar dari pantauanku. Aku tetap sayang
kepadamu. Still love u Tar,.. Miss u
Tuhan, terimakasih atas apa
yang telah kau rencanakan kepadaku, mungkin semua ini terlalu indah. Sehingga
Engkau menunda kebahagiaan ku agar semua itu indah pada waktunya. Terimakasih
Tuhan, kau selalu memberikan yang terbaik kepada ku. Aku selalu menerima
keputusan mu apa pun itu. Tuhan, jika memang nanti aku akan bertemu Tara dan
bahagia diakhir. Aku akan tetap menunggunya. Walau itu sangat susah. Tapi ku
yakin, kau akan memudahkan segalanya.
Maaf kan hamba yang selalu meminta kepadamu. Tuhan, terimakasih atas
segala yang telah kau rencanakan.
Cipt. Tiravy Fatarani
Cover by Tiravy Fatarani
Cipt. Tiravy Fatarani
Cover by Tiravy Fatarani