♥ Label

Jumat, 10 Agustus 2012

Make a Wish


            Hai? Nama ku Alicia, aku type orang yang periang, mudah tersenyum, suka bercanda, tetapi semua itu akan hilang jika aku sedang dilanda galau atau sedih. Terkadang, aku selalu membuat harapan atau make a wish setiap malam, setiap mau tidur, aku selalu berdoa kepada Tuhan agar semua permohonanku dikabulkan. Aku, anak tunggal yang kadang dimanja dan kadang juga tidak. Tapi, aku selalu ingin menjadi anak yang mandiri.
            Hari ini, usia ku genap 12 tahun, umurku bertambah. Aku menginjak kelas 7 grade / 1 SMP, aku memilih sekolah favorite di daerah ku. Dengan nem yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil aku bisa masuk ke SMP favorite itu. SMP itu namanya SMP Cooles. Aku suka sekolah disana, tentu saja, karena ada cinta monyet ku. Namanya Yan, sebetulnya namanya Ryan tetapi aku lebih enak memanggil Yan. Aku memulai cinta monyet ini sudah selama 9 bulan dari tanggal 9 november 2010 saat aku masih kelas 6. Tapi sayangnya, aku dan Yan berbeda kelas aku kelas C dan dia kelas H.
            Aku selalu dinasihati orangtua ku agar aku tidak pacaran dulu. Entah mengapa, tapi pacaran itu indah, dimana kita sedang sedih selalu ada yang membuat kita tidak sedih lagi, disaat kita membutuhkan perhatian merekalah yang memberi perhatian tersebut.
            Tetapi, kepedulian mereka akan hilang ketika mereka sudah menemukan yang baru, dan menurut nya lebih baik, tanpa berfikir jernih dan sehat mereka langsung meninggalkan orang yang selalu menyayangi mereka apa adanya. Hubungan aku dan Yan sedang tanpa setatus atau digantung baknya jemuran. Tapi, aku selalu setia walau aku selalu sakit melihat Yan bersama orang yang tidak sewajarnya jika mereka bersama. Aku kenal dia, dia Fika anak sekelasnya, menurutku, Yan boleh berteman dengan siapa saja, tapi alangkah baiknya jika Yan lebih memerdulikan aku dibanding Fika, dan lebih mengerti jika aku disini sedang cemburu memandanginya.
            Dengan keputusan yang bulat, aku memaksa diri ku dan hatiku untuk berhenti mencintai Yan, menghapus semua yang ada dikertas indah itu, walau sejujurnya aku masih mencintainya, masih sekali berharap Yan berubah. Aku memutuskannya, dia tampak biasa saja, mungkin dia sudah menghapus cinta ini lebih dulu dibanding aku. Tetapi, sudahlah mungkin aku dan Yan bukan jodoh, dan aku tahu semua ini akan terjadi cepat atau lambat, cinta dimasa SMP itu hanya sekedar suka dan mengakui bahwa ‘ia adalah milikku’ tidak mungkin sampai tua nanti. Aku harus menerima takdir yang Tuhan berikan dan takdir itu harus aku jalani.
            Aku single, wajar jika anak SMP single tidak baik jika menjalani hubungan serius dengan lawan jenis. Bukannya ngga laku, tapi memang aku sedang tidak ingin mencintai orang lain, selain umurku yang masih kecil, dan hati ku yang sudah sering tersakiti, dan seperti nya butuh istirahat untuk mendapatkan penyakit yang akan membuatku sakit nanti.
            Malam ini aku berdo’a kepada Tuhan agar ada seseorang yang datang tulus mencintaiku, dan tidak akan meninggalkan aku, apapun alasannya, mencintai ku apa adanya. Dan, Tuhan tolong berilah Yan kesadaran bahwa aku lah yang selama ini mencintainya apa adanya, dan berharap Yan meminta maaf kepadaku dan mengakui kesalahannya tanpa harus meminta ku untuk menjadi pacarnya lagi.
            Aku, sedang dilanda galau, keceriaan ku dan keriangan ku hilang dalam sekejap. Ku akui aku berusaha tersenyum didepan orang banyak terutama keluarga ku dan sahabat – sahabat ku, tapi apa boleh buat bibir tersenyum dan mata bertindak. Mata ku seakan mengisyaratkan sahabat – sahabat ku bahwa aku sedang ‘tidak baik – baik saja’. Mereka mengerti aku.
            Aku selalu berharap agar aku menemukan cinta terakhirku. Bukannya didoakan langgeng tapi doakan lah aku menemukan orang yang akan selamanya bersamaku, sampai aku kembali kepada- Nya.
            Mimpi, mimpi memang pasti semua orang pernah mengalaminya. Tapi, aku selalu bermimpi yang aneh, dan keanehan itu akan menjadi nyata setelah berminggu – minggu kemudian. Aku selalu membaca do’a sebelum aku bermimpi, dan berharap roh ku masih ada ketika aku bangun. Dan selalu berharap aku tidak mendapatkan mimpi buruk. Sangat berharap.
            Aku, sekarang sudah melupakan Yan. Berharap tidak melupakannya, bagaimanapun dia, dia adalah orang yang pernah tinggal dihatiku walau hanya beberapa saat saja. Aku hanya perlu membersihkan kertas yang telah aku warnai bersama Yan, dan kertas yang telah Yan kotori, berharap kertas itu kosong, sekosong – kosongnya. Dan membuka lembaran baru dan akan ku hiasi bersama orang yang akan bersamaku nanti. Selama – lamanya.
            Malam ini, aku akan berdoa kepada-Nya agar aku cepat menemukan orang yang akan setia dan menerima ku apa adanya, aku akan setia menunggu jodoh ku datang dengan sendirinya. Dan ya Tuhan, selamatkan lah sejaterakanlah orang yang sayang kepada ku, terutama kedua orang tua ku. Amin.
            Satu semester sudah aku lewati, mungkin Tuhan mengabulkan permintaanku, agar aku menemukan orang yang akan setia dan menerima aku apa adanya. Dia Tara, nama pacar ku yang baru. Dia baik, kece, dan juga shaleh. Aku mencintainya melebihi ketika aku mencintain Yan. Tapi, rasa cintaku kepadanya itu membuat ku takut kehilangannya dan rasa cintaku yang berlebihan itu membuat aku gampang cemburu.
            Aku seakan dimanjakan olehnya, seperti orang tua kedua tetapi pacar. Dia mengerti aku, walau hanya kenal beberapa waktu saja, dan bertemu karena bertengkar dan saling mengejek dan membantu. Kami menjadi cinta monyet yang baru, banyak yang mendukung ku untuk menjadi pacarnya. Teman sekelasnya, dan kakak kakak senior di SMP ku. Aku sudah bahagia kembali.
            Keceriaan dan kebahagiaanku datang kembali. Seakan hilang dan aku temukan kembali. Walau hanya nge date 1 kali bersamanya, 3 kali duduk bersebelahan tapi itu membuatku merasa cukup. Aku tidak mau cinta aku dan Tara cuman basa basi saja. Aku sebetulnya seperti anak yang bodoh, masih SMP tapi ingin mencintai orang dengan sungguh – sungguh walau sebetulnya orang yang aku cintai belum tentu mencintaiku juga.
            Aku merasa lega ketika dia membalas SMS, BBM, Mention atau chat dariku. Berpapasan dengannya saja sudah senang rasanya. Dia kelas B. Aku berpacaran dengan lancar bersamanya, selama 3 bulan ini aku sudah seperti menjadi putri. Aku juga masih bingung, banyak anak anak perempuan yang kece dan yang lebih cantik dari pada aku yang menembak Tara, tapi Tara tidak menerima mereka dan menembak aku. Aku disebut – sebut cewe yang beruntung menjadi pacarnya Tara.
            Aku tidak pernah memaksakan seseorang untuk melakukan semuanya yang aku suka. Aku hanya ingin mereka bersifat apa adanya kepada ku tanpa dibuat – buat dan direkayasa. Tara sepertinya takut kepadaku. Takut aku memutuskan cinta nya, padahal aku tidak akan pernah memutuskannya.
            Akhir – akhir ini aku selalu bermimpi buruk, mungkin karena aku jarang membuat permintaan lagi karena permohonanku sudah terkabulkan. Aku pun memluai lagi aktivitas rutin sebelum tidur, Tuhan, berikanlah yang terbaik untuk ku. Amin.
            Aku bermimpi Tara memutuskan cinta aku dan Tara. Aku menceritakan mimpiku ini kepada Tara. Tara bilang ia tidak akan memutuskan aku, karena dia sayang sekali kepadaku. Aku senang Tara berbicara seperti itu.
            Silang beberapa minggu Tara jadi jarang membalas komunikasiku. Kehawatiran ku selalu memuncak. Aku takut Tara meninggalkan aku, bukan karena ketenaran Tara disekolah, tapi karena cinta ku kepada Tara yang  menjadi – jadi. Tara, aku harap kau tidak mewujudkan mimpiku 3 minggu yang lalu.
            Tidak terasa sekarang anniversary 5 bulan bersama Tara, annive kali ini kami merayakannya di rumah masing – masing, karena libur kenaikan kelas.
            Aku selalu menunggu Tara yang meng SMS ku duluan. Aku meneraktir kedua sahabat ku pada tanggal 14. Mereka senang aku memberikan pajak yang mereka minta. Sifat Tara berubah, aku tak mengerti mengapa ia bisa 80% berubah. Tapi, apapun Tara, aku tetap mencintainya.
            Aku make a wish. Ya Tuhan, tolong Tara jika Tara sedang dalam kesusahan, mudahkanlah Tara dalam segala apapun, ya Tuhan, tolong aku ingin Tara tidak berubah seperti tadi. Membiarkan aku sendiri, tidak menjawab balik SMS ku. Aku harap ia mengerti, tapi, jika Engkau telah menghendakkan apapun. Aku pasrah.
            Tanggal 15 – 16 Tara masih seperti kemarin – kemarin. Aku hawatir Tara kenapa – kenapa. Dan yap.   
            Tara memutuskan aku, dan berkata bahwa ia akan meningkatkan belajarnya dulu. Katanya belajarnya terganggu. Aku harap, ini yang terbaik untuk ku, walau sakit yang ke dua kalinya. Tapi apa boleh buat, mungkin Tuhan belum mengizinkan aku bersama Tara untuk sekarang, mungkin nanti walau ntah kapan. Aku terus beratannya – tannya mengapa Tara memutuskan aku. Rasa sakit itu, kembali datang dan membuatku rapuh. Kondisi kesehatanku, yang sekarang menjadi – jadi sulit. Aku ingin semua itu tidak selalu terulang dan terulang. Tanpa ada masalah apapun, Tara langsung memutuskan aku. Karena rasa cinta ku yang melebihi cinta ku kepada Yan. Sangat berpengaruh kepada tingkat kesakitanku yang sekarang aku rasa. Sangat dalam.
            Dear Tara, Tara, mengapa seperti  ini? Apakah selama ini aku menganggu mu? Jika memang begitu, mengapa kau memilih jalan sesimple itu. Mengertilah Tara, cintaku kepadamu semakin hari semakin bertambah. Semenjak kita putus, aku selalu setia dan masih menunggumu kembali walau itu masih tidak mungkin. Tara, aku mencintai mu apa adanya, jangan perdulikan kata orang. Aku tidak membutuhkan kekasih yang sangat sempurna. Karena kekurangan itulah yang membuat kita bersatu Tar. Tara,.. aku harap kamu memang betul – betul memutuskan aku karena ingin meningkatkan skill mu dalam pelajaran. Bukan ingin fokus mencari yang lain. Walau aku tahu, terlalu bodoh aku menunggu kepastian mu yang tidak pasti. Tara, cepatlah kembali, aku merindukan mu yang dulu. Walau aku masih suka memantaumu dari kejauhan tanpa disadarimu dan kamu selalu menghindar dari pantauanku. Aku tetap sayang kepadamu. Still love u Tar,.. Miss u
            Tuhan, terimakasih atas apa yang telah kau rencanakan kepadaku, mungkin semua ini terlalu indah. Sehingga Engkau menunda kebahagiaan ku agar semua itu indah pada waktunya. Terimakasih Tuhan, kau selalu memberikan yang terbaik kepada ku. Aku selalu menerima keputusan mu apa pun itu. Tuhan, jika memang nanti aku akan bertemu Tara dan bahagia diakhir. Aku akan tetap menunggunya. Walau itu sangat susah. Tapi ku yakin, kau akan memudahkan segalanya.  Maaf kan hamba yang selalu meminta kepadamu. Tuhan, terimakasih atas segala yang telah kau rencanakan.

Cipt. Tiravy Fatarani
Cover by Tiravy Fatarani